Rois Jajeli - detikSurabaya
Surabaya -  Bagi kalangan lanjut usia jangan menyepelekan penyakit diabetes melitus  (DM). Karena diabetes khususnya penderita berumur di atas 45 tahun  tercatat penyakit yang mematikan nomor urut dua di Indonesia.
"Ya  lihat-lihat umurnya. Kalau dibawah umur 15 tahun, tingkat (nomor urut  penyebab kematian, Red) 9. Kalau diatas 15 sampai 45 tahun tingkat 6.  Sedangkan diatas 45 tahun tingkat 2," kata Ketua PB Persatuan Diabetes  Indonesia (PERSADIA), Dr dr Achmad Rudijanto, SpPD-KEMD saat jumpa pers  usai acara Hari Kebersamaan Diabetes Nasional 2010, di lapangan Makodam V  Brawijaya, Surabaya, Minggu (18/7/2010).
Dari data hasil  RISKESDAS (2007) menunjukkan prevalensi diabetes sebesar 5,7 persen.  Sedangkan prevalensi pre-diabetes sebesar 10,8 persen dan prevalensi  obesitas sentral sebesar 18,8 persen. Kedua keadaan tersebut merupakan  faktor risiko timbulnya diabetes.
Sementara itu, International  Diabetes Federation (IDF) memperkirakan terjadinya peningkatan jumlah  pasien DM di Indonesia, dari 7 juta pada tahun 2009 diprediksi mencapai  12 juta pada tahun 2030. Sedangkan World Health Organization (WHO)  memperkirakan kenaikan jumlah yang lebih besar, yakni dari 8 juta pasien  pada tahun 2000 menjadi 21 juta pada tahun 2030.
Ketua PERSADIA  Cabang Surabaya, Prof DR dr Agung Pranoto, MSc, SpPD, K-EMD, FINASIM  menambahkan, pasien diabetes dapat menggunakan insulin lebih dini dapat  memberikan harapan yang lebih baik bagi pasien, dalam mengontrol gula  darah dan mencegah terjadinya komplikasi vaskular.
"Pemberian  insulin pada saat yang tepat akan memberikan hasil yang lebih baik pada  pasien diabetes. Tapi kenyataannya, sampai saat ini masih terdapat  persepsi yang salah tentang pemberian insulin. Pasien diabetes kerap  menganggap pemberian insulin sebagai pilihan terapi terakhir," tuturnya.
Sementara  itu, Widji Soerati (59) salah satu penderita diabetes mengatakan, jika  penyakit diabetes tidak bisa diusir (disembuhkan), dapat dijadikan  sebagai teman baik. Asalkan kontrol rutin dan menjaga kadar gula darah,  menjaga pola hidup sehat dan rajin berolah raga.
"Tekad untuk  bisa hidup lebih sehat dan dapat menjalankan semua aktivitas secara  normal membuat saya bisa berdamai dengan diabetes. Dan rasa nyeri saat  menyuntikkan insulin menjadi tidak berarti. Resep saya untuk tetap  bersemangat menjalani pola hidup yang sehat dan selalu ikut aturan,"  ujar Soerati.
  (gik/gik)
sumber:http://us.surabaya.detik.com/read/2010/07/18/181131/1401583/466/kematian-lansia-karena-diabetes-rangking-no-2-di-indonesia
Tips Diet untuk Perempuan Sibuk
                      -
                    
[image: img]
*foto: Thinkstock*
*Jakarta,* Perempuan pekerja atau perempuan karir sering tidak memiliki 
waktu untuk dirinya sendiri, bahkan untuk berdiet da...
14 tahun yang lalu

 
